Sabtu, 21 Agustus 2010

PAPER OF ROCK CLIMBING part 3

Some day we climbers may wear special gloves
and shoes enabling us to scale blank walls like spiders.
Should we fall off, like spiders our body harnesses
may instantly attach safety lines to the rock.
Ray Jardine – 19 April, 1998


1. Tali (rope)

Fungsi utamanya sebagai pengaman apabila pemanjat terjatuh. Panjang maksimal sebuah tali untuk memanjat adalah 50 meter, yang memungkinkan seorang leader dan belayer masih dapat saling berkomunikasi. Tali yang digunakan dalam suatu pemanjatan yaitu :
a.Tali Serat Alam
Jenis tali ini sudah jarang digunakan. Kekuatan tali ini sangat rendah dan mudah terburai. Tidak memiliki kelenturan, sehingga membahayakan pendaki.
b.Hawser Laid
Terdiri dari serat-serat sintetis halus yang dipilin menjadi tiga bagian. Kelemahannya adalah kurang tahan terhadap zat kimia, sulit dibuat simpul dan mempunyai kelenturan rendah (40 %) serta berat.
c.Core dan Sheat Rope (Kermantel Rope)
Terdiri dari dua bagian, inti dan jaket dengan kelenturan mencapai 20 %). Yang terkenal adalah buatan Edelrid, Beal dan Mammut. Ukuran tali yang umum dipakai bergaris tengah 11 mm, panjang 45 m. Untuk pendakian yang mudah, snow climbing, atau untuk menaikkan barang dipakai yang berdiameter 9 mm atau 7 mm.

Kekuatan = A2 x 22 kg dan A = diameter tali (mm)


Tali karnmantel memiliki sifat-sifat :
· Tidak tahan terhadap gesekan dengan tebing, terutama tebing laut (cliff). Bila dipakai untuk menurunkan barang, sebaiknya bagian tebing yang bergesekan dengan tali diberi alas (pading). Tabu untuk menginjak tali jenis ini.
· Peka (tidak tahan) dengan zat kimia.
· Tidak tahan terhadap panas. Bila tali telah dicuci sebaiknya dijemur di tempat teduh.

Berdasarkan kelenturannya, Tali Karnmantel terbagi 2 yaitu :
· Static, kelenturan 2-5 % pada berat max yang diberikan, kaku, umumnya berwarna putih atau hijau, dan biasanya digunakan untuk rappelling atau Singel Rope Technic
· Dynamic, kelenturan 5-20% pada berat max yang diberikan, lentur, dan berwarna mencolok.

Pada umumnya tali-tali tersebut akan berkurang kekuatannya bila dibuat simpul. Sebagai contoh, simpul delapan (figure of eight) akan mengurangi kekuatan tali sampai 10%. Karena sifat tali yang demikian, maka dibutuhkan perawatan dan perlakuan yang baik dan benar. Cara menggulung tali juga perlu diperhatikan agar tidak kusut, sehingga tidak mudah rusak dan mudah dibuka bila akan digunakan. Ada beberapa cara menggulung tali, antara lain :
· Mountaineers coil
· Skein coil
· Royal robin style


Aturan umum untuk memilih ukuran diameter Tali Karnmantel :
* Top Roping dan serbaguna : Gunakan tali tunggal ukuran diameter 11 mm
* Sport Climbing : Gunakan tali tunggal ukuran diameter 9.1 mm - 10.2 mm

Untuk lebih lengkapnya dalam memilih tali kernmantel juga dapat memperhatikan juga detail tipe tali, yaitu Jumlah dan cara pemakaian tertentu. Ada 3 tipe yang dikenal dan untuk mengetahui tipe tali dapat dilihat pada ujung tali dan akan terdapat simbol seperti dibawah ini :

* SINGLE artinya tunggal yaitu tali yang cukup satu saja untuk digunakan memanjat.
* DOUBLE artinya dobel atau dua tali. Tali dobel ini harus digunakan bersamaan dan masing-masing tali harus di klip ke dalam kuikdraw yang berbeda.
* TWIN artinya kembar, dua tali yang sama persis seperti pada tali dobel hanya saja pada saat mengklip serupa dengan penggunaan pada tali tunggal. kedua tali tsb di klip ke dalam satu kuikdraw/ karabiner saja. Anggap kedua tali kembar itu sebagai tali tunggal saat mengklip

2. Carabiner (snapring, snapling, cincin kait)
Digunakan sebagai pengaman untuk pemanjatan atifisial. Sebaiknya terbuat dari alumunium alloy yang ringan tapi mempunyai kekuatan tinggi.

Berdasarkan model pengamanannya, Carabiner dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
a. Non screw gate Carabiner
Carabiner yang tidak memiliki kunci berulir, biasanya digunakan pada pemanjatan artifisial karena tidak perlu repot-repot mengunci. Berdasarkan sistem lock dibagi menjadi dua jenis yaitu:
* Auto lock Carabiner
* Non Auto lock Carabiner
b. Screw gate Carabiner
Carabiner dengan kunci berulir, biasa digunakan sebagai pengaman utama dalam suatu pemanjatan artifisial.


Berdasarkan bentuknya, Carabiner dibagi menjadi 4 jenis yaitu :
a. Oval Carabiner: Berbentuk bulat, dalam SRT dapat dipergunakan hamper dalam berbagai kondisi.
b. Delta Carabiner: Berbednetuk huruf D, bermanfaat karena memungkinkan pembagian beban, namun tidak bisauntuk instalasi tertentu.
c. Heart Carabiner: Berbentuk segitiga sama kaki, baik untuk tambatan reacue karena memungkinkan banyak tali ditambatkan
d. A Carabiner: Bentuk, fungsi hampir sama dengan carabiner Heart

3. Sling

Terbuat dari tabular webbing atau dari prusik yang berfungsi sebagai penghubung, pengaman pada ancor, mengurangi gaya gesek dengan memperpanjang point, dan mengurangi gerakan yang akan menambah beban. Dalam penggunaannya slink digabungkan dengan carabiner dengan menggunakan simpul jangkar.

4. Harness
Adalah alat pengaman yang terikat pada pinggang pemanjat. Berfungsi menahan beban tubuh pemanjat ketika terjatuh supaya beban terdistribusi ke tali dan tidak mematahkan pinggang.
3 jenis harness, yaitu : seat harness, chest harness dan full body harness.

5. Helm
Bagian tubuh yang paling lemah adalah kepala, sehingga perlu mengenakan helm untuk melindungi dari benturan tebing saat pendaki terjatuh atau bila ada batu yang berjatuhan. Meskipun helm agak mengganggu, tetapi kita akan terhindar dari kemungkinan terluka atau keadaan fatal.

6. Sepatu tebing

Sebagai pengaman kaki saat melakukan pemanjatan. Konstruksi sepatu terdiri dari 2 macam board-lasted dan slip-lasted. Dari segi kecocokan dengan kaki yaitu terstruktur dan tidak terstruktur. Model sepatu juga bermacam – macam, antara lain:
· Lace-up yang menggunakan tali,
· slipper atau slip-on,
· velcro
· zipper yang menggunakan menggunakan ritsleting.

Bagian atas sepatu biasanya terbuat dari kulit tujuannya yaitu untuk kenyamanan setelah sepatu sering dipakai. Bahan lain yang digunakan dan makin populer untuk bagian atas sepatu yaitu kulit palsu atau sintetis yang tidak akan terlalu melar dibandingkan dengan kulit asli.
a. Sepatu yang lentur dan fleksibel dalam hal ini menggunakan sol yang halus
· Setiap pijakan dapat dirasakan oleh pemanjat karena solnya tipis
· Untuk medan kering
· Menguntungkan pada rekahan kecil, permukaan tebing yang miring (overhang), pijakan membulta (slob).
· Ringan
b. Sepatu yang solnya kaku
· Lebih aman untuk jamming pada rekahan yang lebar dan tajam.
· Tidak mudah lelah dan menguntungkan untuk berdiri pada pijakan kecil dan tajam.
· Berat
· Untuk medan basah dan kering.

7. Tabular Webbing
Biasanya digunakan untuk membuat slink. Selain itu sering digunakan sebagai pengganti harness.

8. Palu tebing
Pada bagian ekornya berbentuk runcing untuk membersihkan dinding dan mencongkel atau melepaskan piton. Fungsi utama dari palu tebing adalah untuk memasang anchor.

9. Bor dan Driver. Driver yang digunakan dalam rock climbing adalah jenis Rubber Hand. Bor sendiri memiliki 2 bagian peluru dan spit

Berikut cara pemakaian bor :

10. Anchor

Merupakan poin yang dipakai sebagai penahan beban. Berdasarkan Jenisnya terdapat dua macam anchor, yaitu :
a. Natural anchor, dapat berupa pohon besar, tonjolan, lubang-lubang ditebing dan berbagai macam bentukkan-bentukkan di tebing.
b. Artificial anchor, yaitu anchor buatan yang ditempatkan atau dipasang pada tebing seperti :
· Chock

Chock jenis Stoper

Chock jenis heksentrik,

· Piton, ada tiga macam ;
o Horizontal, untuk celah horizontal.
o Vertical, untuk celah vertical.
o Angle, untuk lubang.

Cara memasang piton :
1. Periksa rekahan yang akan dipasang piton.
2. Pilih piton yang cocok dengan rekahan, lalu ditancapkan dan pukul dengan hammer.
3. Dalam pemasangannya harus setengah lebih agar lebih safety sebagai anchor.

Untuk mengetahui rapuh tidaknya rekahan yang akan kita pasang piton, adalah dengan memukulkan hammer pada tebing sekitar rekahan. Suara yang nyaring menunjukkan rekahan tersebut tidak rapuh.

Cara melepas piton adalah dengan menggunakan hammer yang kita pukulkan pada mata piton searah dengan rekahan sampai pada akhirnya piton dapat ditarik

· Hanger
Biasanya digunakan untuk tebing yang blank, artinya tebing yang akan dipanjat sedikit memilki natural anchor. Jenis hanger berdasrkan bentukny :
1. Plate,
2. clown,
3. Azymetrique,
4. Twist

· Cam / Friend

Pengaman sisip yang bekerja berdasarkan sistem friksi yang ditimbulkan ketika dikenai beban. Memilki ukuran yang beragam untuk setiap bentukan tebing, dan gagang nya ada yang lentur ada yang fix.

Berdasarkan posisi dan urutan mendapat beban, anchor dapat dibedakan menjadi:
a. Main anchor, anchor utama yang secara langsung mendapatkan beban.
b. Back up anchor, berfungsi sebagai anchor cadangan apabila main anchor jebol.

11. Descender

Merupakan alat digunakan untuk turun. Jenis Ascender seperti :
a. Figure of Eight
b. Brake bar
c. Capstand : Maximal penggunaan sebaiknya yang kurang dari 50 m karena tegangan tinggi semakin tinggi menyebabkan alat tidak bekerja maksimal. Terbagi :
· Auto Stop,
· Simple Stop

d. Rack : dapat digunakan karena pada lintasan lebih dari 50 m lebih stabil, namun untuk beban terlalu ringan tidak akan bekerja maksimal. Terbagi 2 :
· Closed Rack,
· Open Rack

e. Whaletail

Selain itu juga dapat dilakukan modifikasi terhadap alat sehingga fungsinya dapat menyerupai descender seperti:
a. Modifikasi Carabiner : Carabiner yang kita susun sedemikian rupa sehingga berfungsi semacam brake bar.
b. Kombinasi Carabiner dengan Italian Hitch

12. Ascender, merupakan alat digunakan untuk naik. Jenis ascender seperti :
a. Hand Ascender seperti :
· Jumar (produk Petzl)
Terbagi 3 macam : Standard jumar, Jumar, Jumar CMI 5000 / ColoradoMountains Industries. Jenis ini mempunyai kekuatan sekitar 5000 pounds dan carabiner dapat langsung disangkutkan pada kerangkanya.
b. Chest Ascender

13. Belay Device
Alat belay dari sudut pandang kepraktisan dalam menghentikan jatuhnya pemanjat terbagi dalam dua jenis yaitu :
a. Manual, yaitu alat belay yang digunakan untuk menghentikan jatuhnya climber dengan menarik dan menekan tali tambang pada posisi tertentu sehingga terjadi friksi atau tekanan jepit yang menahan tali yang terulur. Belay Device tipe ini antara lain :

· Kombinasi Carabiner dengan Italian Hitch
· Belay Plate/ Spring Plate
· Figure Of Eight
· Tubular

b. Otomatis Yaitu alat belay yang akan terkunci dengan sendirinya pada saat climber jatuh atau saat tali tambang terbebani. Fungsi alat ini serupa dengan sabuk pengaman yang biasa kita pakai saat berkendaraan dimana jika terjadi hentakan keras sabuk tersebut akan menahan dan menghentikan hentakan badan seperti Grigri, Trango cinch, dll

Beban maksimal yang ditanggung oleh beberapa belay device ketika mendapatkan sentakan :

14. Pullay
Alat yang digunakan untuk membelokan arah gayapullay terdiri dari Fix cheek Pullay dan Oscillante Cheek Pullay. suatu beban. Secara umum

Bentuk – bentuk dasar pullay antara lain:

* Fixed
* Tandem
* Oscillante
* Ultragere
* Mini Tranxion : perpaduan pullay & descender

15. Sky hook
Merupakan perangkat Rock Climbing yang digunakan untuk istirahat sementara saat melakukan pemanjatan, terutama saat melakukan pengeboran

16. Runner, sling yang pada kedua ujungnya telah diberi carabiner. Teknik pemasangan runner :

17. Stir up / Tangga tebing, terbuat dari bahan yang sama dengan bahan webbing.

18. Sarung tangan, digunakan untuk melindungi telapak tangan saat melakukan pemanjatan.

19. Prusik : Sebagai pengaman yang biasanya dipasang pada lubang tembus.

20. Chalk bag. tempat bubuk magnesium.

21. Bubuk magnesium, digunakan agar saat melakukan pemanjatan tidak licin.

Hal yang perlu diperhatikan sebelum memakai / membaeli alat antara lain rekomendasi minimum terhadap kekuatan alat yang telah ditetapkan oleh badan sertifikasi internasioanl (UIAA, CE, dll). Beberapa ketentuan batas minimum kekuatas alat yang ditetapkan oleh UIAA untuk alat tertentu :

Setiap alat maupun pengaman memiliki breaking load maupun working load tertentu yang harus diperhatikan oleh setiap climber ketika melakukan pemanjatan.

PENGGUNAAN & PERAWATAN ALAT

Untuk menjaga agar alat yang digunakan tetap dapat bekerja maksimal serta memperpanjang umur alat, maka setiap climber perlu mengetahui prinsip pemilihan alat dan menjaga alat tersebut baik pada saat pemakaian, penyimpanan maupun perawatan. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan :

1. Tali :
* Sebaiknya dalam membeli tali, belilah tali baru dan jangan pernah beli yang bekas,

* Gunakan tali kernmantel jenis dinamik dan bukan statik untuk melakukan pemajatan. Tali panjat memanjat harus dinamik artinya tali tersebut lentur dan meregang (stretch) sehingga dapat menahan impak pada tali dan tubuh saat climber jatuh. Jika digunakan tali statis maka akan mempercepat kerusakan tali (hilang sifat statisnya sehingga akan lebih mudah putus tali) dan menyebabkan resiko cedera yang lebih besar. Tali statik hanya digunakan untuk rapeling atau mengangkut peralatan dan suplai (hauling) pada aid climbing,
· Pastikan ukuran tali kompatibel dengan belay device yang digunakan sehingga alat dapat berfungsi maksimal, dan jangan menggunakan tali yang basah karena Tali yang basah menyebabkan tali tidak enak digunakan baik dipegang maupun dipakai atau dibawa. Elastisitas tali yang basah akan berkurang sehingga mudah terjadi friksi. Penelitian menyatakan bahwa tali tersebut akan berkurang kekuatannya 30% jika basah.
· Jangan menginjak tali dan berilah alas saat tali digunakan, hindari kontak langsung tali dengan benda tajam, tanah atau pasir karena akan membuat partikel kecil dari pasir masuk kedalam inti tali dan mempercepat kerusakannya,

* Berilah perekat permanen pada setiap ujung tali untuk mencegah banyak nya gelembung udara masuk ke dalam tali sehingga menyebabkan inti tali regang dari mantelnya. Selain itu juga beri tanda permanen pada ujung tali (panjang dan diameter tali),

* Segeralah mencuci tali setelah pemanjatan jika dalam keadaan kotor (lumpur atau pasir). Jangan menggosok tali dengan kuas yang kasar karena akan merusak mantelnya, sebaiknya gunakan kuas yang sangat lembut jika tali dalam keadaan sangat kotor, jika tidak maka cukup dengan membilas nya saja. Selain itu juga dihindari merendm tali dengan alat deterjen karena bahan kimianya akan merusak tali, gunakanlah cairan pembersih khusus atau cukup dengan merendam tali dalam air bersih yang sedikit hangat,

* Jangan menjemur tali dalam keadaan basa langsung dibawa terik matahari atau panas yang berlebih,

* Selalu menyimpan tali dalam kondisi normal (tidak terlalu kering atau lembab) dandalam keadaan tidak tersimpul

2. Sepatu
· Pilih sepatu dengan ukuran yang sesuai dengan kaki, seketat mungkin dan bentuk nya mengerucuk di ujung, pilih jenis kelenturan yang cocok (kulit atau sintetis)
· Jangan memakai sepatu ketika tidak memanjat karena sepatu Panjat Tebing dibuat untuk climbing dan bukan untuk belaying, spotting atau hiking.
· Jangan menyimpan sepatu setelah climbing langsung kedalam ransel karena sepatu masih dalam keadaan lembab / basah oleh keringat dan merangsang jamur / bakteri tumbuh yang akan membaut sepatu bau dan benang jahitannya membusuk / rusak. Sebaiknya biarkan sedikit kering dahulu atau cukup gantungkan sepatu dibagian luar ranselmu (bisa pake karabiner) agar sepatu terkena angin dan lebih cepat kering.
· Jagalah sol sepatu tetap bersih. Gunakan sikat untuk keperluan membersiahkan setiap saat dansetelah selesai memanjat.
· Untuk sepatu laces (tali), longgarkan tali pengikat sepatu setelah kamu selesai pemanjatan dan tarik lidah sepatu (bagian sepatu yang menutupi atas kaki) keluar. Untuk sepatu velcro periksa dan bersihkan velcronya, soalnya kalo kotor bakal cepet rusak dan velcronya engak lengket banget yang hasilnya sepatunya enggak akan bisa dipake ngetat dan ngejoss.
· Jangan menjemur sepatu yang agak basah, lembab langsung dibawah sinar matahari. Simpan sepatu ditempat yang terangin-angin, kering namun tidak terlalu panas. Penyimpanan sepatu ditempat panas membuat perekatnya menjadi meleleh dan tempelan antar karet juga kulitnya cepet lepas. Jika sepatu terasa lembab disebabkan keringat, bisa digunakan butiran pengering (silica gel).
· Jika sepatu bau, tuangkan baking soda kedalam sepatumu dan diamkan selama kurang lebih semalam. Penggunaan kaos kaki tipis juga bisa mengurangi bau sepatu yang diakibatkan oleh keringat dan lembabnya udara.
· Jika sepatu dalam keadaan sangat kotor, cuci menggunakan tangan dan jangan menggunakan air panas, pemutih atau deterjen. Penggunaan mesin cuci sangat TIDAK disarankan.
· Saat sol bagian bawah sepatu telah tipis segera di resole / tambal ganti karet baru. jangan menunggu hingga berlubang
· Sepatu yang jarang digunakan akan membuat sol nya menjadi keras untuk itu segera bersihkan dengan kain dan air hangat kemudian gosok dengan sikat lembut hingga keliatan karet yang keliatan lebih hitam dan segar. Penggunaan sikat ini jangan terlalu sering, karena meskipun efektif namun membuat sol cepat tipis atau gunakan kertas ampelas (sand paper) yang biasa dugunakan untuk menghaluskan kayu. Dapat juga digunakan penghapus pulpen, penghapus ini lebih keras dari penghapus pensil. Gosok di bagian depan sol sepatu dan bersihkan sebersih mungkin debu/ kotoran karet yang ada. Namun Cara paling gampang adalah denga saling menggosokan kedua sol sepatu yang kanan dan yang kiri setiap selesai / akan melakukan pemanjatan. Tip yang ini dipraktekan oleh beberapa pemanjat saat emergensi / dadakan dengan menggunakan air ludah.

3. Secara umum perawatan alat yang lain adalah jangan diinjak, dibanting dan segeralah membersihkan alat setelah pemakaian serta simpan ditempat yang memiliki suhu normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar